Keadaan Pariwisata di Indonesia
Pariwisata di Indonesia merupakan
sektor ekonomi penting
di Indonesia. Pada tahun 2009, pariwisata menempati urutan ketiga
dalam hal penerimaan devisa setelah
komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit.Berdasarkan data tahun 2010, jumlah
wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebesar 7 juta lebih atau tumbuh
sebesar 10,74% dibandingkan tahun sebelumnya, dan menyumbangkan devisa bagi
negara sebesar 7.603,45 juta dolar Amerika Serikat.
Kekayaan alam dan budaya merupakan
komponen penting dalam pariwisata di Indonesia. Alam Indonesia memiliki
kombinasi iklim tropis,17.508 pulau yang 6.000
di antaranya tidak dihuni,serta garis pantai terpanjang ketiga di dunia setelah Kanada dan Uni Eropa.Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar dan berpenduduk terbanyak di
dunia.Pantai-pantai di Bali, tempat menyelam di Bunaken, Gunung Rinjani di Lombok, dan berbagai taman nasional di Sumatera merupakan
contoh tujuan wisata alam di Indonesia. Tempat-tempat wisata itu didukung
dengan warisan budaya yang kaya yang mencerminkan sejarah dan keberagaman etnis
Indonesia yang dinamis dengan 719 bahasa daerah yang
dituturkan di seluruh kepulauan tersebut.Candi Prambanan dan Borobudu,Toraja,Minangkabau dan Bali merupakan contoh
tujuan wisata budaya di Indonesia. Hingga 2010, terdapat 7 lokasi di Indonesia
yang telah ditetapkan oleh UNESCO yang masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia.Sementara itu, empat wakil lain juga
ditetapkan UNESCO dalam Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia yaitu wayang,keris,batik, dan angklung.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik,
sebelas provinsi yang
paling sering dikunjungi oleh para turis adalah Bali, Jawa Barat,Jawa Tengah,Jawa Timur,DKI Jakarta,Sumatera Utara,Lampung Sulawesi Selatan,Sumatera Selatan,Banten dan Sumatera Barat.Sekitar 59% turis
berkunjung ke Indonesia untuk tujuan liburan, sementara 38% untuk tujuan bisnis.Singapura dan Malaysia adalah
dua negara dengan catatan jumlah wisatawan terbanyak yang datang ke Indonesia
dari wilayah ASEAN. Sementara dari kawasan Asia (tidak
termasuk ASEAN) wisatawan Jepang berada di
urutan pertama disusul RRC,Taiwan,Korea Selatan dan India.Jumlah pendatang terbanyak dari kawasan Eropa berasal
dari negara Britania Raya disusul oleh Perancis,Belanda dan Jerman.
Pengelolaan kepariwisataan, kebijakan
nasional, urusan pemerintahan di bidang kebudayaan dan kepariwisataan di
Indonesia diatur oleh Kementerian dan kebudayaan pariwisata Indonesia.
Dari
Segi Manajemen
Salah satu potensi dan kekuatan yang dimiliki
oleh Indonesia dalam mengembangkan sektor pariwisata sebagai sektor andalan
pemasukan pendapatan negara dan kesejahteraan masyarakat adalah jumlah penduduk
yang saat ini telah mencapai lebih dari 220 juta jiwa. Potensi Indonesia untuk
menjadi salah satu negara tujuan wisata utama dunia tidak disangsikan lagi. Hal
ini dikarenakan potensi pariwisata Indonesia yang besar, seperti kekayaan alam,
keanekaragaman budaya dan bahasa daerah, jumlah penduduk yang saat menduduki
urutan ketiga terbesar di dunia, merupakan berbagai kekuatan yang dimiliki
Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia berpeluang untuk menjadikan pariwisata
sebagai salah satu sektor andalan bagi pendapatan Negara dan kesejahteraan
masyarakat. Namun, kondisi saat ini, posisi daya saing sektor pariwisata
Indonesia semakin menurun. Hal ini ditunjukkan oleh rendahnya indeks daya saing
baik daya saing yang mengindikasi bahwa masih ada kendala-kendala yang perlu
ditangani, salah satunya terkait pengelolaan SDM. Menurut The Travel
&Tourism Competitive Index, Indikator SDM Pariwisata Indonesia menduduki
peringkat ke 42 dari 133 negara. Keunggulan Indonesia terletak pada indikator
Daya Saing Harga (Price Competitiveness) yang berada pada peringkat ke 3 dan Prioritas
terhadap Industri Pariwisata di peringkat ke 10 (WEF, 2009). Di banyak negara,
dalam proses perencanaan dan pengembangan kepariwisataan, pembahasan tentang
SDM yang dibutuhkan dalam pelayanan kegiatan kepariwisataan yang benar dan
efektif seringkali mendapat perhatian yang rendah. Dalam beberapa kasus, bahkan
sama sekali diabaikan. Hal tersebut mengakibatkan timbulnya permasalahan serius
dalam industri kepariwisataan, dan memungkinkan terhalangnya partisipasi
masyarakat setempat dalam kegiatan ekonomi yang dikembangkan dari pengembangan
kepariwisataan.Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai peran dan
kondisi SDM dalam industri pariwisata, maka pada pembahasan ini akan
mengidentifikasi dan merumuskan pengertian SDM pariwisata, jenis dan klasifikasinya,
peranannya terhadap perkembangan industri pariwisata, posisi daya saing dan
kebutuhan di masa yang akan datang. Dalam strategi pemasaran ada beberapa
negara yang dijadikan sebagai pasar baru bagi Indonesia, yaitu negara-negara
Cina, Timur Tengah, India, dan Rusia. Negara-negara tersebut diambil karena
mulai menunjukkan pertumbuhan kunjungan wisatawan yang cukup signifikan dari
waktu ke waktu. Sejak 10 tahun terakhir jumlah Kunjungan dari negara-negara
tersebut terus tumbuh, dan tidak terlalu dipengaruhi oleh kondisi Indonesia
paska bom Bali I dan Bali II. Selain itu, wisatawan dari negara-negara tersebut
juga memberikan kontribusi yang sangat baik dalam pembelanjaan selama
kunjungannya di Indonesia. Sementara kontribusi terbesar dalam pembelanjaan dari
yang terbesar sampai terkecil yaitu Timur Tengah, Rusia, India, dan Cina. Dan
rata-rata pengeluaran wisatawan dari negara-negara sebagai pasar wisata yang
baru bagi Indonesia tersebut memberikan kontribusi terhadap devisa karena
membelanjakan uangnya dengan nilai yang cukup tinggi per satu kali
kunjungannya. Pariwisata merupakan salah satu sektor dengan tingkat kecepatan
pertumbuhan yang sangat dinamis dalam perekonomian global, terutama di
negara-negara maju. Bahkan pariwisata telah menjadi leading sector di banyak
negara dan telah berhasil dalam mendatangkan investasi asing, sehingga
pariwisata mampu menjadi generator dalam memicu dinamika pembangunan suatu
negara. WTO (Organisasi Pariwisata Dunia) bahkan telah memprediksikan bahwa
pariwisata merupakan industri terbesar yang tumbuh di abad 21 dengan perkiraan
mencapai 1,6 milliar wisatawan pada tahun 2020, dengan kemampuan pembelanjaan
mencapai US$ 2 triliun (atau meningkat 5 kali lipat dibandingkan kondisi pada
tahun 2005 yang hanya mencapai US$ 445 miliar. Dengan fenomena tersebut di
atas, maka akan semakin meningkatkan gejolak persaingan baik pada tingkat
regional maupun internasional. Negara-negara akan saling bersaing untuk dapat
menarik perhatian wisatawan baik dalam hal acquisition, satisfaction dan
retention. Dan hal tersebut akan berimplikasi kepada posisi Indonesia dalam
kancah persaingan pariwisata dunia. Semakin disadari bahwa dinamika
perkembangan kepariwisataan di masa mendatang akan dihadapkan pada kompetisi
yang semakin ketat, baik dalam aspek pemasaran maupun pengembangan produk.
Kondisi tersebut akan terjadi di seluruh destinasi di penjuru dunia tanpa
terkecuali termasuk Indonesia.
Jumlah
turis yang berkunjung ke Indonesia
Jumlah wisawatan
mancanegara yang melancong ke Indonesia terus bertambah. Berdasarkan catatan
Badan Pusat Statistik (BPS) pada Juni 2012 jumlah wisawatan mancanegara yang
berkunjung ke Tanah Air mencapai 695.531 orang.
"Jumlahnya meningkat
3,13 persen dibandingkan jumlah wisatawan mancanegara pada bulan yang sama
tahun sebelumnya. Sementara dibandingkan Mei 2012, naik 6,86 persen," kata
Kepala BPS Suryamin dalam keterangan persnya di kantor BPS, Rabu, 1 Agustus
2012.
Kenaikan jumlah wisatawan
terus terjadi. Pada Mei lalu, jumlah wisatawan mancanegera yang berkunjung ke
Indonesia mencapai 650.883 orang. Selama semester I, kunjungan wisatawan
mencapai 3,88 juta orang atau naik 7,75 persen dibanding periode tahun
sebelumnya, sebanyak 3,60 juta orang.
Jumlah wisatawan yang datang langsung melalui 19 pintu masuk utama pada Juni 2012 mengalami peningkatan 2,41 persen dibandingkan kondisi tahun sebelumnya, yaitu dari 640.945 orang menjadi 656.382 orang. Demikian juga dibandingkan Mei 2012, jumlah wisawatan yang masuk melalui 19 pintu masuk naik sebesar 6,77 persen.
Kenaikan jumlah wisatawan terjadi di sebagian besar pintu masuk utama. Kenaikan tertinggi tercatat di pintu Bandara Husein Sastranegara, Bandung sebesar 28,97 persen; diikuti Bandara Polonia, Medan 12,13 persen; dan Bandara Adi Sumarmo, Surakarta 10,51 persen.
Sementara penurunan terjadi di Bandara BIL, Mataram sebesar 12,92 persen; Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekan Baru sebesar 8,59 persen; dan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta sebesar 2,63 persen.
Jumlah wisawatan yang masuk melalui Ngurah Rai, Bali pada Juni 2012 juga mengalami penurunan 1,69 persen dibandingkan kedatangan pada tahun sebelumnya, yaitu dari 245.248 orang menjadi 241.108 orang. Namun, jika dibanding Mei 2012 jumlah kunjungan meningkat 9,34 persen.
Jumlah wisatawan yang datang langsung melalui 19 pintu masuk utama pada Juni 2012 mengalami peningkatan 2,41 persen dibandingkan kondisi tahun sebelumnya, yaitu dari 640.945 orang menjadi 656.382 orang. Demikian juga dibandingkan Mei 2012, jumlah wisawatan yang masuk melalui 19 pintu masuk naik sebesar 6,77 persen.
Kenaikan jumlah wisatawan terjadi di sebagian besar pintu masuk utama. Kenaikan tertinggi tercatat di pintu Bandara Husein Sastranegara, Bandung sebesar 28,97 persen; diikuti Bandara Polonia, Medan 12,13 persen; dan Bandara Adi Sumarmo, Surakarta 10,51 persen.
Sementara penurunan terjadi di Bandara BIL, Mataram sebesar 12,92 persen; Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekan Baru sebesar 8,59 persen; dan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta sebesar 2,63 persen.
Jumlah wisawatan yang masuk melalui Ngurah Rai, Bali pada Juni 2012 juga mengalami penurunan 1,69 persen dibandingkan kedatangan pada tahun sebelumnya, yaitu dari 245.248 orang menjadi 241.108 orang. Namun, jika dibanding Mei 2012 jumlah kunjungan meningkat 9,34 persen.
Peran
Pemerintah Dalam Perhatian Terhadap Tempat Wisata
Dalam dasawarsa terakhir ini banyak negara
berkembang menaruh perhatian yang khusus terhadap industri pariwisata. Hal ini
jelas kelihatan dengan banyaknya program pengembangan kepariwisataan di negara
tersebut. Negara yang satu seolah-olah hendak melebihi negara yang lain untuk
menarik kedatangan lebih banyak wisatawan, lebih banyak tinggal dan lebih
banyak menghamburkan uangnya. Sayang bahwa banyak program kurang masak
dipertimbangkan, khususnya mengenai keuntungan yang akan diperoleh apakah lebih
besar daripada perusakan yang ditimbulkannya. Dalam hal mencari tempat-tempat
rekreasi ada kecendrungan untuk menjadikan cahaya matahari dan laut untuk
menjadi daya tarik wisata. Dengan cara demikian potensi yang dimiliki dapat
dikembangkan sebagai aktivitas perekonomian dalam membangun kepariwisataan
menjadi sesuatu yang mudah untuk dapat menghasilkan devisa yang sifatnya quick
yielding. Disamping itu kita mengetahui, bahwa bahan baku industri pariwisata
tidak akan pernah habis-habis, sedangkan bahan baku industri lain terbatas.
Untuk menggalakkan pembangunan perekonomian dengan suatu pertumbuhan yang
berimbang kepariwisataan dapat diharapkan memegang peranan yang menentukan dan
dapat dijadikan sebagai katalisator untuk mengembangkan pembangunan
sektor-sektor lain secara bertahap. Seperti terjadi pada sektor lain, kebijakan
pemerintah pada sektor pariwisata ada yang memberikan dampak langsung dan ada
pula yang memberikan dampak tidak langsung. Selain dari hal diatas ada
kemungkinan suatu kebijakan ekonomi pemerintah memberikan dampak langsung pada
sektor lain tetapi dapat memberikan dampak tidak langsung bagi sektor
pariwisata. Tujuan pokok dari kebijakan ekonomi pemerintah terhadap pariwisata
adalah untuk memaksimalkan kontribusi pariwisata terhadap ekonomi
nasional.
Tujuan
kontribusi ini termasuk :
(a)
Optimalisasi kontribusi dalam neraca pembayaran
(b)
Menyiapkan perkembangan ekonomi regional dan neraca pembayaran regional.
(c)
Menyiapkan tenaga kerja
(d)
Peningkatan dan pendistribusian pendapatan.
(e)
Kontribusi terhadap kesejahteraan sosial
(f)
Memaksimalkan peluang pendapatan fiscal
Di
dalam pengembangan pariwisata harus merupakan pengembangan yang berencana
secara menyeluruh , sehingga dapat diperoleh manfaat yang optimal bagi
masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial dan cultural. Perencanaan tersebut
harus mengintegrasikan pengembangan pariwisata kedalam suatu program
pembangunan ekonomi, fisik, dan sosial dari suatu negara. Di samping itu,
rencana tersebut harus mampu memberikan kerangka kerja kebijakan pemerintah,
untuk mendorong dan mengendalikan pengembangan pariwisata. Peranan pemerintah
dalam mengembangkan pariwisata dalam garis besarnya adalah menyediakan infrastuktur
(tidak hanya dalam bentuk fisik), memperluas berbagai bentuk fasilitas,
kegiatan koordinasi antara aparatur pemerintah dengan pihak swasta, pengaturan
dan promosi umum ke luar negeri. Tidak dapat dipungkiri bahwa hampir diseluruh
daerah Indonesia terdapat potensi pariwisata, maka yang perlu diperhatikan
adalah sarana transportasi, keadaan infrasruktur dan sarana-sarana pariwisata.
Pemerintah dalam pariwisata digambarkan sebagai berikut :
REGULASI
Lisensi,
perencana, klasifikasi system, pengupahan
PENERIMAAN
Pajak,
Retribusi
PENGELUARAN
Infrastruktur,
Investasi, bantuan, pinjaman
REDISTRIBUSI
Pajak,
kesejahteraan, pelatihan
EKONOMI
Pemasok
Konsumen
Banyak
pemerintah memanfaatkan pariwisata sebagai :
-
Sumber pendapatan
-
Sumber biaya bagi sektor lain.
Tetapi
di beberapa negara pariwisata masih tidak menonjol aktivitas kegiatan sehingga
peranan dalam perolehan pendapatan tidak terperhatikan. Sebaliknya dalam rangka
otonomi daerah , pariwisata banyak diandalkan sebagai unsure utama dalam PAD.
Pajak dalam pariwisata bisa dalam bentuk :
-
Pajak atas produk pariwisata biasa dalam bentuk
-
Pajak dibebankan kepada konsumen yang bertindak sebagai wisatawan
-
Pajak dibebankan kepada pemakai jasa pariwisata. Beberapa negara mengatur pajak
atas lalu lintas perjalanan terutama untuk perjalanan keluar.
-
Indonesia menerapkan pembayaran fiskal (hakekatnya sama dengan pajak/bagi warga
negaranya yang bepergian keluar)
-
Paraguay dann Venezuela memberlakukan pajak kedatangan (arrival tour) bagi
semua wisatawan.
-
Hampir semua negara memberlakukan pajak keberangkatan (departure tax) dalam
bentuk airport tax / harbour tax.
Dari
satu sisi pemerintah memperoleh pendapatan dari pariwisata, tetapi disisi lain
pemerintah banyak mengeluarkan untuk pariwisata. Tiga pengeluaran besar
pemerintah bagi pariwisata adalah :
-
Investasi dan pemeliharaan infrastruktur
-
Fasilitas pengembangan pariwisata
-
Pemasaran pariwisata
Investasi
infrastruktur pada umumnya disiapkan pemerintah bagi kepentingan ekonomi
seluruh sektor tidak hanya sektor pariwisata saja. Hanya bagian kecil dalam
aktivitas pariwisata infrastrukturnya dibangun oleh sektor pariwisata.
Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah mendukung sepenuhnya pengembangan
pariwisata, karena melihat akan tumbuhnya pendapatan dari kegiatan pariwisata
yang terwujud dari adanya pengembangan tersebut. Untuk ini pemerintah akan
memberi bantuan pengeluaran bagi pengembangan pariwisata tersebut. Pengeluaran
pemerintah dalam pengembangan pariwisata :
a.
Pengeluaran langsung :
-
Subsidi / bantuan
-
Partisipasi pemerintah dalam menyeimbangkan pembangunan
-
Bunga Bank
-
Bantuan bagi penelitian
-
Bantuan bagi pendidikan dan pelatihan
b.
Reduksi dari reabilitas
-
Reduksi pajak
-
Bebas – pajak bagi barang / jasa tertentu
c.
Jaminan / Garansi
-
Jaminan atas pinjaman komesrsial
-
Jaminan ijin atas pekerja asing
Pengeluaran
bagi pemasaran pariwisata yang dikerjakan pemerintah, antara lain untuk :
-
Riset dan kegiatan pemasaran (NTO)
-
Public Relation
-
Iklan dan promosi lainnya
-
Komunikasi dan distribusinya
-
Pengembangan produk
id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata_di_Indonesia